A. Sejarah Perkembangan Komunikasi
Massa Komunikasi massa yang menggunakan media massa telah
mengalami sejarah perkembangan yang sangat panjang. Secara singkat,
sejarah perkembangan komunikasi massa dapat diuraikan dalam beberapa
tahapan, yakni:
1. Era penggunaan isyarat dan lambang.
Era ini ditandai dengan interaksi manusia yang sangat sederhana.
Lambang dan tanda yang digunakan dalam berkomunikasi sangat
sederhana, misalnya melalui bunyi atau gerakan-gerakan tertentu. Pada
era ini belum ada penggunaan bahasa. Komunikasi dilakukan dengan
menggunakan gerakan tangan, volume suara, dan tanda-tanda lain.
2. Era berbicara dan penggunaan bahasa.
Era ini berlangsung sekitar 300.000 s.d. 200.000 SM yang merupakan
cikal-bakal kemampuan manusia dalam berbicara dan berbahasa. Pada era
ini mulai dilakukan ujaran yang masih sangat sederhana.
3. Era media tulisan.
Era ini berlangsung sekitar 5000 SM. Pada era ini mulai mengenal media
tulisan, terutama di Cina, Mesir, Mesopotamia. Sistem komunikasi yang
diterapkan masih sederhana. Volume pesan yang dipertukarkan teratur
dalam jumlah tertentu. Pengaturan pesan relatif tetap dan dalam jumlah
besar. Dalam sistem pengawasan sosial, komunikasi tulisan dimaksudkan
untuk mencatat peraturan, pelanggaran peraturan, dan pemberian sanksi.
4. Era media cetakan. Mesin cetak diciptakan di Cina pada awal abad ke-15.
Pada tahun 1455, terjadi penyempurnaan mesin cetak oleh Guttenberg di
Jerman. Hal ini mendorong penemuan berikut, berupa pabrik kertas,
mesin pemotong kertas, dll. Dalam perkembangan berikutnya, muncul
buku, majalah, telepon, telegrap, radio, surat kabar, televisi, film, internet,
VCD, DVD, dst.
Sejarah penemuan huruf, alat cetak huruf, grafika dan penemuan di bidang
teknologi informasi dan komunikasi merupakan awal mula perkembangan
komunikasi massa. Surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan pertama
kalinya di Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat pada abad 17-18.
Penyempurnaan mesin cetak oleh Guttenberg di Jerman pada tahun 1455
membuka peluang komunikasi tertulis secara lebih luas karena dapat
mengatasi keterbatasan ekonomi. Penemuan ini mempermudah mencetak
karakter alpabhet untuk disusun dan dibentuk dalam pesan-pesan yang
diinginkan. Penemuan tersebut menyebabkan tumbuhnya kebutuhan
pengetahuan di kalangan bawah. Hal ini mendorong kemajuan pendidikan
dan akses memperoleh pendidikan cenderung lebih merata. Penemuan mesin
cetak juga berimplikasi positif pada kesempatan untuk memperoleh
kebebasan mendapatkan pengetahuan dengan membatasi kontrol komunikasi
oleh Gereja dan kerajaan yang pada akhirnya menyebabkan menguatnya
kekuatan sipil (publik).
Saat buku-buku yang diterbitkan sebelum ditemukannya mesin cetak
ditulis dengan tulisan tangan, membutuhkan waktu yang sangat lama dalam
memproduksinya. Keterbatasan tersebut tidak hanya berakibat pada lamanya
produksi, tetapi juga reproduksi yang demikian sulit dan terbatas. Hal ini
menimbulkan terbatasnya buku bacaan yang dihasilkan. Akibatnya pembaca
buku hanya terbatas pada pendeta dan kaum bangsawan saja. Penemuan
Guttenberg telah menambah jumlah buku yang tersedia bagi kelas menengah
baru dalam masyarakat. Perkembangan percetakan mengakibatkan perubahan
budaya yang signifikan dalam masyarakat Eropa.
Perkembangan percetakan menambah jumlah orang yang melek huruf
pada kelas menengah seiring dengan perkembangan perdagangan dan
komersial. Di Eropa mengalami perubahan budaya penting berupa
transformasi aktivitas ekonomi yang berbasis agraris dan bersifat regional
pada abad pertengahan, menuju kesadaran akan perlunya dinamika
masyarakat dengan melakukan pelayaran keliling dunia sekaligus melakukan
kegiatan perdagangan. Barang-barang cetakan merupakan salah satu komoditi
yang bernilai tinggi dan disebarkan ke seluruh dunia. Berkembangnya
komunikasi massa melalui barang cetakan juga memunculkan ide-ide dan
pemahaman baru tentang dunia, mempercepat pembangunan dan
pengembangan kapitalisme serta membuka jalan menuju demokrasi. Dampak
positif lainnya adalah mendorong industrialisasi di Eropa. Ketika warga
Eropa bekerja dipabrik, mereka memiliki waktu luang yang lebih banyak
yang kemudian memicu perkembangan industri hiburan pada abad-18. Di
Eropa terjadi transformasi ekonomi yang penting, terutama dalam sektor
tenaga kerja. Perilaku manusia Eropa pun bergeser, pola kerja baru dengan
sistem penggajian mengganti pola lama.
B. Fungsi Komunikasi
Massa Salah satu institusi sosial yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dewasa ini adalah keberadaan media massa. Media massa melayani
kebutuhan hidup manusia modern, baik yang berkaitan dengan pemenuhan
layanan informasi, maupun menyangkut hiburan. Media massa juga
dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai sumber
pengetahuan yang penting. Dalam ajaran Islam, media massa dapat
difungsikan sebagai sarana menyebarkan ajaran-ajaran Alllah SWT. untuk
amar ma’ruf nahi munkar. Allah menegaskan pentingnya saling
mengingatkan sesama manusia untuk tetap mengikuti aturan Allah SWT
untuk kemaslahatan dan kepentingan manusia sendiri. Media massa dapat
difungsikan oleh manusia sebagai sarana menjaga peradaban manusia agar
lebih baik, lebih berkualitas, dan berkesinambungan. Hal ini sangat penting
bagi manusia, sebagaimana yang Allah SWT gariskan dalam Al-Qur’an
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran (Q.S. An-Nahl: 90).
Media massa dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sehingga
disebut sebagai fungsi positif, tetapi bisa juga berfungsi negatif (disfungsi)
yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Dominick,
fungsi dan kegunaan komunikasi massa dapat dilihat dalam dua lingkup
utama, yakni: (1) Analisis makro (wide-angle lens) yang melihat komunikasi
massa dalam sudut pandang yang luas, dan (2) Analisis mikro, memandang
komunikasi massa secara lebih teknis (close-up lens).
Para ilmuwan komunikasi mengidentifikasi berbagai fungsi komunikasi
massa. Harold D. Lasswell (1948) mengidentifikasi fungsi dasar komunikasi,
yakni pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat
dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; dan transmisi warisan
budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi
dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di
dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada
upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu
kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan
dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi
sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke
generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Seperti yang
diisyaratkan Allah SWT dalam Al-Qur’an:
Terjemahnya:
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka" (Al-Baqarah: 201).
Para ahli komunikasi massa telah membuat pemetaan yang beragam mengenai
fungsi penting komunikasi massa dalam masyarakat modern. McQuail (1987)
membedakan fungsi komunikasi massa bagi masyarakat dan fungsi
komunikasi massa untuk individu, yakni:
1. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat:
a. Informasi
Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia.
Menunjukkan hubungan kekuasaan.
Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
b. Korelasi
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi.
Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
Melakukan sosialisasi.
Mengkoordinasi beberapa kegiatan.
Bentuk kesepakatan.
Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
c. Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya
baru.
Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
d. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana
relaksasi.
Meredakan ketegangan sosial.
e. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga
dalam bidang agama.
2. Fungsi komunikasi massa bagi individu
a. Informasi
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal
yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
Belajar, pendidikan diri sendiri.
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Identitas pribadi
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
Menemukan model perilaku.
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
Tingkatkan pemahaman tentang diri-sendiri.
c. Integrasi dan interaksi sosial
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati
sosial.
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan
rasa memiliki.
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. -
Memperoleh teman selain dari manusia.
Bantu menjalankan peran sosial.
Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungkan sanak
keluarga, teman, dan masyarakat.
d. Hiburan
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
Bersantai.
Peroleh kenikmatan jiwa dan estetis.
Mengisi waktu.
Penyaluran emosi.
Membangkitkan gairah seks.
Fungsi komunikasi massa menurut Katz, Gurevich, dan Haas:
1. Kebutuhan kognitif; memperoleh informasi, pengetahuan, dan
pemahaman.
2. Kebutuhan afektif; menyangkut emosional, pengalaman menyenangkan,
atau estetis.
3. Kebutuhan integratif personal; memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri,
stabilitas, dan status.
4. Kebutuhan integratif sosial. Memperoleh hubungan dengan keluarga,
teman, dan sebagainya.
5. Kebutuhan pelepasan ketegangan; pelarian dan pengalihan.
Fungsi komunikasi massa dalam masyarakat menurut Dominick, dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Surveillance (pengawasan):
a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan). Media
menginformasikan hal-hal yang sangat urgen bagi keselamatan
manusia, seperti ancaman bencana alam, dampak inflasi, serangan
militer, peperangan, dan seterusnya.
b. Instrumental surveillance. Media menyampaikan atau menyebarkan
informasi yang berguna atau dapat membantu khalayak dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation. Media memberi fakta dan data. Media bahkan tidak saja
mengungkapkan realitas yang terjadi di masyarakat, tetapi juga berikut
penafsirannya. Dalam melaporkan peristiwa misalnya, media massa
memberikan posisi-posisi tertentu dalam isu yang disampaikannya dalam
bentuk interpretasi-interpretasi. Dengan demikian, media memiliki potensi
untuk mengarahkan, membentuk, dan mengalihkan pendapat dan penilaian
khalayak mengenai hal-hal tertentu dalam masyarakat.
3. Linkage (keterkaitan). Media dapat menyatukan anggota masyarakat yang
beragam. Bentuk linkage (pertalian) yang dilakukan media massa berdasar
kepentingan dan minat yang sama. Media massa dapat mengikatkan
bagian-bagian masyarakat dalam memberi respon terhadap lingkungan.
Pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok
sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan
pandangan lainnya untuk memperoleh konsensus.
4. Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa tidak saja
menyampaikan informasi kepada khalayak, tetapi juga sekaligus
menyebarkan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan cara individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
dapat berfungsi sebagai pemelihara nilai-nilai sosial budaya tertentu yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, atau dari satu
kelompok ke kelompok lainnya.
5. Entertainment (hiburan). Media massa dapat berfungsi sebagai sarana
untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar lebih segar. Media
massa melayani kebutuhan khalayak dalam informasi yang menghibur
serta melalui kemasan-kemasan atau program yang berdimensi seni,
seperti film, musik, tari, dan seterusnya.
Menurut Alexis S. Tan, media massa dapat berfungsi dalam hal memberi
informasi, mendidik, mempersuasi, menyenangkan, memuaskan, dan menghibur.
Sementara John Vivian (1991) mengidentifikasi fungsi komunikasi massa sebagai
penyedia informasi, penyedia hiburan, membantu melakukan persuasi, dan
berkontribusi bagi terciptanya kohesi sosial.
Menurut DeVito, komunikasi massa memiliki fungsi-fungsi khusus sebagai
berikut:
1. Meyakinkan (to persuade)
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai
seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang to melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
2. Menganugerahkan status. Informasi atau berita melaporkan kegiatan
individu tertentu sehingga dapat meningkatkan prestise (gengsi) seseorang.
3. Membius (narcitization). Media menyajikan informasi tentang sesuatu dan
penerima percaya bahwa tindakan-tindakan tertentu harus diambil.
4. Menciptakan rasa kebersatuan. Melalui program-programnya, televisi
misalnya berpotensi membuat individu memiliki kesadaran sosial dan
merasa menjadi anggota suatu kelompok.
5. Privatisasi. Kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari
kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri.
Dari sejumlah penjelasan di atas mengenai fungsi komunikasi massa dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengawasan lingkungan. Komunikasi massa melalui pesan-pesan yang
disampaikan media massa dapat membentuk kesadaran khalayak akan
lingkungan sekitarnya. Informasi yang disampaikan media massa melalui
saluran pemberitaan menyediakan sejumlah isu dan hal baru yang perlu
diketahui oleh khalayak luas.
2. Korelasi. Pesan-pesan media massa menghubungkan antara lembaga media
massa dan khalayaknya. Informasi yang disebarkan media massa kepada
khalayak mengenai berbagai hal terlebih dahulu diinterpretasi dan telah
dikonstruksi oleh media.
3. Sosialisasi. Kesesuaian informasi yang disampaikan media kepada khalayak,
tergantung pada kepercayaan, nilai, dan pengalaman yang dimiliki khalayak.
4. Hiburan. Media massa menyediakan pesan-pesan yang bersifat hiburan bagi
khalayaknya untuk mengimbangi rutinitas seharihari dalam pekerjaan dan
berbagai aktivitas serius.
5. Periklanan dan komersial. Melalui iklan yang disampaikan media massa
dapat membantu khalayak dalam berbagai aktivitas ekonomi dan sosial.
Dalam konteks nasional, fungsi komunikasi massa juga diatur secara yuridis
formal dalam UU RI No: 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2), juga pada UU RI
No: 32 tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 3 UU 40/1999
1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 UU32/2003
1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat
sosial.
2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
Massa Komunikasi massa yang menggunakan media massa telah
mengalami sejarah perkembangan yang sangat panjang. Secara singkat,
sejarah perkembangan komunikasi massa dapat diuraikan dalam beberapa
tahapan, yakni:
1. Era penggunaan isyarat dan lambang.
Era ini ditandai dengan interaksi manusia yang sangat sederhana.
Lambang dan tanda yang digunakan dalam berkomunikasi sangat
sederhana, misalnya melalui bunyi atau gerakan-gerakan tertentu. Pada
era ini belum ada penggunaan bahasa. Komunikasi dilakukan dengan
menggunakan gerakan tangan, volume suara, dan tanda-tanda lain.
2. Era berbicara dan penggunaan bahasa.
Era ini berlangsung sekitar 300.000 s.d. 200.000 SM yang merupakan
cikal-bakal kemampuan manusia dalam berbicara dan berbahasa. Pada era
ini mulai dilakukan ujaran yang masih sangat sederhana.
3. Era media tulisan.
Era ini berlangsung sekitar 5000 SM. Pada era ini mulai mengenal media
tulisan, terutama di Cina, Mesir, Mesopotamia. Sistem komunikasi yang
diterapkan masih sederhana. Volume pesan yang dipertukarkan teratur
dalam jumlah tertentu. Pengaturan pesan relatif tetap dan dalam jumlah
besar. Dalam sistem pengawasan sosial, komunikasi tulisan dimaksudkan
untuk mencatat peraturan, pelanggaran peraturan, dan pemberian sanksi.
4. Era media cetakan. Mesin cetak diciptakan di Cina pada awal abad ke-15.
Pada tahun 1455, terjadi penyempurnaan mesin cetak oleh Guttenberg di
Jerman. Hal ini mendorong penemuan berikut, berupa pabrik kertas,
mesin pemotong kertas, dll. Dalam perkembangan berikutnya, muncul
buku, majalah, telepon, telegrap, radio, surat kabar, televisi, film, internet,
VCD, DVD, dst.
Sejarah penemuan huruf, alat cetak huruf, grafika dan penemuan di bidang
teknologi informasi dan komunikasi merupakan awal mula perkembangan
komunikasi massa. Surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan pertama
kalinya di Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat pada abad 17-18.
Penyempurnaan mesin cetak oleh Guttenberg di Jerman pada tahun 1455
membuka peluang komunikasi tertulis secara lebih luas karena dapat
mengatasi keterbatasan ekonomi. Penemuan ini mempermudah mencetak
karakter alpabhet untuk disusun dan dibentuk dalam pesan-pesan yang
diinginkan. Penemuan tersebut menyebabkan tumbuhnya kebutuhan
pengetahuan di kalangan bawah. Hal ini mendorong kemajuan pendidikan
dan akses memperoleh pendidikan cenderung lebih merata. Penemuan mesin
cetak juga berimplikasi positif pada kesempatan untuk memperoleh
kebebasan mendapatkan pengetahuan dengan membatasi kontrol komunikasi
oleh Gereja dan kerajaan yang pada akhirnya menyebabkan menguatnya
kekuatan sipil (publik).
Saat buku-buku yang diterbitkan sebelum ditemukannya mesin cetak
ditulis dengan tulisan tangan, membutuhkan waktu yang sangat lama dalam
memproduksinya. Keterbatasan tersebut tidak hanya berakibat pada lamanya
produksi, tetapi juga reproduksi yang demikian sulit dan terbatas. Hal ini
menimbulkan terbatasnya buku bacaan yang dihasilkan. Akibatnya pembaca
buku hanya terbatas pada pendeta dan kaum bangsawan saja. Penemuan
Guttenberg telah menambah jumlah buku yang tersedia bagi kelas menengah
baru dalam masyarakat. Perkembangan percetakan mengakibatkan perubahan
budaya yang signifikan dalam masyarakat Eropa.
Perkembangan percetakan menambah jumlah orang yang melek huruf
pada kelas menengah seiring dengan perkembangan perdagangan dan
komersial. Di Eropa mengalami perubahan budaya penting berupa
transformasi aktivitas ekonomi yang berbasis agraris dan bersifat regional
pada abad pertengahan, menuju kesadaran akan perlunya dinamika
masyarakat dengan melakukan pelayaran keliling dunia sekaligus melakukan
kegiatan perdagangan. Barang-barang cetakan merupakan salah satu komoditi
yang bernilai tinggi dan disebarkan ke seluruh dunia. Berkembangnya
komunikasi massa melalui barang cetakan juga memunculkan ide-ide dan
pemahaman baru tentang dunia, mempercepat pembangunan dan
pengembangan kapitalisme serta membuka jalan menuju demokrasi. Dampak
positif lainnya adalah mendorong industrialisasi di Eropa. Ketika warga
Eropa bekerja dipabrik, mereka memiliki waktu luang yang lebih banyak
yang kemudian memicu perkembangan industri hiburan pada abad-18. Di
Eropa terjadi transformasi ekonomi yang penting, terutama dalam sektor
tenaga kerja. Perilaku manusia Eropa pun bergeser, pola kerja baru dengan
sistem penggajian mengganti pola lama.
B. Fungsi Komunikasi
Massa Salah satu institusi sosial yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dewasa ini adalah keberadaan media massa. Media massa melayani
kebutuhan hidup manusia modern, baik yang berkaitan dengan pemenuhan
layanan informasi, maupun menyangkut hiburan. Media massa juga
dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai sumber
pengetahuan yang penting. Dalam ajaran Islam, media massa dapat
difungsikan sebagai sarana menyebarkan ajaran-ajaran Alllah SWT. untuk
amar ma’ruf nahi munkar. Allah menegaskan pentingnya saling
mengingatkan sesama manusia untuk tetap mengikuti aturan Allah SWT
untuk kemaslahatan dan kepentingan manusia sendiri. Media massa dapat
difungsikan oleh manusia sebagai sarana menjaga peradaban manusia agar
lebih baik, lebih berkualitas, dan berkesinambungan. Hal ini sangat penting
bagi manusia, sebagaimana yang Allah SWT gariskan dalam Al-Qur’an
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran (Q.S. An-Nahl: 90).
Media massa dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sehingga
disebut sebagai fungsi positif, tetapi bisa juga berfungsi negatif (disfungsi)
yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Dominick,
fungsi dan kegunaan komunikasi massa dapat dilihat dalam dua lingkup
utama, yakni: (1) Analisis makro (wide-angle lens) yang melihat komunikasi
massa dalam sudut pandang yang luas, dan (2) Analisis mikro, memandang
komunikasi massa secara lebih teknis (close-up lens).
Para ilmuwan komunikasi mengidentifikasi berbagai fungsi komunikasi
massa. Harold D. Lasswell (1948) mengidentifikasi fungsi dasar komunikasi,
yakni pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat
dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; dan transmisi warisan
budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi
dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di
dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada
upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu
kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan
dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi
sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke
generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Seperti yang
diisyaratkan Allah SWT dalam Al-Qur’an:
Terjemahnya:
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka" (Al-Baqarah: 201).
Para ahli komunikasi massa telah membuat pemetaan yang beragam mengenai
fungsi penting komunikasi massa dalam masyarakat modern. McQuail (1987)
membedakan fungsi komunikasi massa bagi masyarakat dan fungsi
komunikasi massa untuk individu, yakni:
1. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat:
a. Informasi
Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia.
Menunjukkan hubungan kekuasaan.
Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
b. Korelasi
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi.
Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
Melakukan sosialisasi.
Mengkoordinasi beberapa kegiatan.
Bentuk kesepakatan.
Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
c. Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya
baru.
Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
d. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana
relaksasi.
Meredakan ketegangan sosial.
e. Mobilisasi
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga
dalam bidang agama.
2. Fungsi komunikasi massa bagi individu
a. Informasi
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal
yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
Belajar, pendidikan diri sendiri.
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Identitas pribadi
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
Menemukan model perilaku.
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
Tingkatkan pemahaman tentang diri-sendiri.
c. Integrasi dan interaksi sosial
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati
sosial.
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan
rasa memiliki.
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. -
Memperoleh teman selain dari manusia.
Bantu menjalankan peran sosial.
Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungkan sanak
keluarga, teman, dan masyarakat.
d. Hiburan
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
Bersantai.
Peroleh kenikmatan jiwa dan estetis.
Mengisi waktu.
Penyaluran emosi.
Membangkitkan gairah seks.
Fungsi komunikasi massa menurut Katz, Gurevich, dan Haas:
1. Kebutuhan kognitif; memperoleh informasi, pengetahuan, dan
pemahaman.
2. Kebutuhan afektif; menyangkut emosional, pengalaman menyenangkan,
atau estetis.
3. Kebutuhan integratif personal; memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri,
stabilitas, dan status.
4. Kebutuhan integratif sosial. Memperoleh hubungan dengan keluarga,
teman, dan sebagainya.
5. Kebutuhan pelepasan ketegangan; pelarian dan pengalihan.
Fungsi komunikasi massa dalam masyarakat menurut Dominick, dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Surveillance (pengawasan):
a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan). Media
menginformasikan hal-hal yang sangat urgen bagi keselamatan
manusia, seperti ancaman bencana alam, dampak inflasi, serangan
militer, peperangan, dan seterusnya.
b. Instrumental surveillance. Media menyampaikan atau menyebarkan
informasi yang berguna atau dapat membantu khalayak dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation. Media memberi fakta dan data. Media bahkan tidak saja
mengungkapkan realitas yang terjadi di masyarakat, tetapi juga berikut
penafsirannya. Dalam melaporkan peristiwa misalnya, media massa
memberikan posisi-posisi tertentu dalam isu yang disampaikannya dalam
bentuk interpretasi-interpretasi. Dengan demikian, media memiliki potensi
untuk mengarahkan, membentuk, dan mengalihkan pendapat dan penilaian
khalayak mengenai hal-hal tertentu dalam masyarakat.
3. Linkage (keterkaitan). Media dapat menyatukan anggota masyarakat yang
beragam. Bentuk linkage (pertalian) yang dilakukan media massa berdasar
kepentingan dan minat yang sama. Media massa dapat mengikatkan
bagian-bagian masyarakat dalam memberi respon terhadap lingkungan.
Pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok
sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan
pandangan lainnya untuk memperoleh konsensus.
4. Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa tidak saja
menyampaikan informasi kepada khalayak, tetapi juga sekaligus
menyebarkan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan cara individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
dapat berfungsi sebagai pemelihara nilai-nilai sosial budaya tertentu yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, atau dari satu
kelompok ke kelompok lainnya.
5. Entertainment (hiburan). Media massa dapat berfungsi sebagai sarana
untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak agar lebih segar. Media
massa melayani kebutuhan khalayak dalam informasi yang menghibur
serta melalui kemasan-kemasan atau program yang berdimensi seni,
seperti film, musik, tari, dan seterusnya.
Menurut Alexis S. Tan, media massa dapat berfungsi dalam hal memberi
informasi, mendidik, mempersuasi, menyenangkan, memuaskan, dan menghibur.
Sementara John Vivian (1991) mengidentifikasi fungsi komunikasi massa sebagai
penyedia informasi, penyedia hiburan, membantu melakukan persuasi, dan
berkontribusi bagi terciptanya kohesi sosial.
Menurut DeVito, komunikasi massa memiliki fungsi-fungsi khusus sebagai
berikut:
1. Meyakinkan (to persuade)
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai
seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang to melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
2. Menganugerahkan status. Informasi atau berita melaporkan kegiatan
individu tertentu sehingga dapat meningkatkan prestise (gengsi) seseorang.
3. Membius (narcitization). Media menyajikan informasi tentang sesuatu dan
penerima percaya bahwa tindakan-tindakan tertentu harus diambil.
4. Menciptakan rasa kebersatuan. Melalui program-programnya, televisi
misalnya berpotensi membuat individu memiliki kesadaran sosial dan
merasa menjadi anggota suatu kelompok.
5. Privatisasi. Kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari
kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri.
Dari sejumlah penjelasan di atas mengenai fungsi komunikasi massa dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengawasan lingkungan. Komunikasi massa melalui pesan-pesan yang
disampaikan media massa dapat membentuk kesadaran khalayak akan
lingkungan sekitarnya. Informasi yang disampaikan media massa melalui
saluran pemberitaan menyediakan sejumlah isu dan hal baru yang perlu
diketahui oleh khalayak luas.
2. Korelasi. Pesan-pesan media massa menghubungkan antara lembaga media
massa dan khalayaknya. Informasi yang disebarkan media massa kepada
khalayak mengenai berbagai hal terlebih dahulu diinterpretasi dan telah
dikonstruksi oleh media.
3. Sosialisasi. Kesesuaian informasi yang disampaikan media kepada khalayak,
tergantung pada kepercayaan, nilai, dan pengalaman yang dimiliki khalayak.
4. Hiburan. Media massa menyediakan pesan-pesan yang bersifat hiburan bagi
khalayaknya untuk mengimbangi rutinitas seharihari dalam pekerjaan dan
berbagai aktivitas serius.
5. Periklanan dan komersial. Melalui iklan yang disampaikan media massa
dapat membantu khalayak dalam berbagai aktivitas ekonomi dan sosial.
Dalam konteks nasional, fungsi komunikasi massa juga diatur secara yuridis
formal dalam UU RI No: 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2), juga pada UU RI
No: 32 tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 3 UU 40/1999
1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 UU32/2003
1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat
sosial.
2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
0 komentar:
Posting Komentar